Jumat, 29 Oktober 2010

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Belajar menggunakan komputer lebih seperti belajar alat musik dibanding mengikuti instruksi bagaimana menggunakan peralatan listrik seperti pemanggang roti.”
Charles Rubin, August 1983

Salah satu dari dua topik utama dalam penelitian tentang teknologi baru komunikasi adalah bagaimana inovasi teknologi ini diadopsi dan diterapkan oleh pengguna. Sedangkan topik yang satu lagi yaitu dampak dari teknologi masih diperdebatkan. penelitian tentang adopsi media baru dilakukan berdasarkan aplikasi kontemporer dari teori difusi inovasi yang telah teruji. Bagaimanapun, ada beberapa aspek spesial dari aplikasi teori ini dalam hal teknologi baru komunikasi. sebagai contoh, sifat interaktifnya berarti bahwa nilai dari inovasi itu bagi orang yang mengadopsinya menjadi bertambah besar seiring dengan semakin bertambahnya adopsi (contohnya, sistem pesan elektronik masih kurang bermanfaat sewaktu masih kurang orang mengadopsinya, hanya ketika semakin bertambahnya orang yang menggunakannya). Selanjutnya, tingkat penggunaan teknologi baru komunikasi berubah menjadi variabel penting baik adopsi terjadi atau tidak.
Implementasi  teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi Komunikasi tersebut mampu membuka akses pada berbagai pelayanan dan jarinagan informasi. Semakin banyak pelayanan dan jaringan informasi yang bisa diakses oleh sebuah teknologi komunikasi, semakin banyak pula orang yang mengimplementasikannya.
Namun asumsi ini hanya berlaku bagi masyarakat informasi saja. Lalu bagaimana dengan masyarakat di Indonesia?
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini:
         Ada yang sudah masuk pada tataran masyarakat informasi
         Ada yang masuk pada tataran masyarakat industri
         Ada yang masuk pada tataran masyarakat agraris
         Ada yang masih dalam  kondisi masyarakat primitif

Difusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd  Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
Selama 45 tahun dan melalui 3,500 publikasi penelitian, model dari inovasi difusi telah menuntun penelitian dari penyebaran ide baru. Penelitian difusi dilakukan oleh peneliti dari berbagai bidang seperti antropologi, komunikasi, pendidikan, geografi, pemasaran, sosiologi pedesaan, sosiologi, dan beberapa lagi yang lainnya.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1)      Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
Karakter dari suatu inovasi, yang dirasa oleh anggota sistem sosial, menentukan tingkat adopsinya. Lima sifat dari inovasi tersebut adalah: (1) relatifitas keuntungan, (2) kesesuaian,(3) kerumitan, (4) reliabilitas, dan (5) kebisaan diamati.
(2)      Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

(3)      Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

(4)      Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama   

Implementasi sendiri secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya penerapan teknologi komunikasi harus didahului oleh penguasaan  ketrampilan mengoperasikan teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa penguasaan ketrampilan teknis, teknologi komunikasi tidak mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal ini mengisayaratkan tekk kom sebuah inovasi.

Lazimnya sebuah inovasi tidak begitu saja diadopsi/diterima oleh masyarakat. Skeptisisme merupakan penghalang proses adopsi inovasi bagi masyarakat

Teknologi komunikasi merupakan sistem teknologis dan untuk memakainya manusia perlu mengaturnya sesuai dengan nilai-nilai yang diisyaratkan olek teknologi komunikasi  itu sendiri. Nilai-nilai itu bisa berbenturan dengan nilai-nilai yang telah lama dikenal atau dianut dalam kelompok masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan penerapan teknologi komunikasi sering melahirkan masalah dalam kehidupan sosial masyarakat.


PROSES IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Merujuk pendapat Rogers, tentang proses adopsi inovasi maka prose implementasi tek. Kom bisa digambarkan sebagai berikut:
1.      Tahap pertama; Inisiasi, yaitu usaha mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahaminya dengan seksama dan merencanakan untuk mengadopsi. Tahap ini memiliki dua tingkat;
·         Agenda setting; munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi
·         Matching; kecocokan tek kom dengan kebutuhan & kemampuan mengadopsi.
2.      Tahap kedua; Implementasi yaitu seluruh kegiatan & aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang dirindukan. tahap ini memiliki 3 tingkat:
·         Redefining, yaitu mengatur, menyusun & memodifikasi struktur lembaga/mentalitas & kebiasaan individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
·         Clarifying, yaitu Meyakinkan pada anggota atau individu tentang seluk beluk teknologi komunikasi yang dimaksud
·         Routinizing, yaitu teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan menjadi bagian dari infrastruktur organisasi, atau pelengkap kehidupan sehari-hari

Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui lima proses yaitu:
1.      Agenda setting
2.      Matching
3.      Redefining
4.      Clarifying
5.      Routinizing

Implementasi tek kom memaksa individu melakukan adaptasi agar melewati prosesnya dengan baik. Adaptasi tersebut adalah penyesuaian nilai-nilai yang dibawa teknologi komunikasi dengan kondisi sosio-kultural dimana individu tersebut tinggal.


KATEGORI ADAPTER

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujukan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961).   Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:

1.               Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi. Hubungan  sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.

2.               Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi. Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini  dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.

3.               Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi para pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

4.               Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati. Kelompok ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.

5.               Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas. Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman. (http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/)



Senin, 18 Oktober 2010

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI(Materi 03)

“Belajar menggunakan komputer lebih seperti belajar alat musik dibanding mengikuti instruksi bagaimana menggunakan peralatan listrik seperti pemanggang roti.”
Charles Rubin, August 1983

Salah satu dari dua topik utama dalam penelitian tentang teknologi baru komunikasi adalah bagaimana inovasi teknologi ini diadopsi dan diterapkan oleh pengguna. Sedangkan topik yang satu lagi yaitu dampak dari teknologi masih diperdebatkan. penelitian tentang adopsi media baru dilakukan berdasarkan aplikasi kontemporer dari teori difusi inovasi yang telah teruji. Bagaimanapun, ada beberapa aspek spesial dari aplikasi teori ini dalam hal teknologi baru komunikasi. sebagai contoh, sifat interaktifnya berarti bahwa nilai dari inovasi itu bagi orang yang mengadopsinya menjadi bertambah besar seiring dengan semakin bertambahnya adopsi (contohnya, sistem pesan elektronik masih kurang bermanfaat sewaktu masih kurang orang mengadopsinya, hanya ketika semakin bertambahnya orang yang menggunakannya). Selanjutnya, tingkat penggunaan teknologi baru komunikasi berubah menjadi variabel penting baik adopsi terjadi atau tidak.
Implementasi  teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi Komunikasi tersebut mampu membuka akses pada berbagai pelayanan dan jarinagan informasi. Semakin banyak pelayanan dan jaringan informasi yang bisa diakses oleh sebuah teknologi komunikasi, semakin banyak pula orang yang mengimplementasikannya.
Namun asumsi ini hanya berlaku bagi masyarakat informasi saja. Lalu bagaimana dengan masyarakat di Indonesia?
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini:
Ada yang sudah masuk pada tataran masyarakat informasi
Ada yang masuk pada tataran masyarakat industri
Ada yang masuk pada tataran masyarakat agraris
Ada yang masih dalam  kondisi masyarakat primitif

Difusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd  Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
Selama 45 tahun dan melalui 3,500 publikasi penelitian, model dari inovasi difusi telah menuntun penelitian dari penyebaran ide baru. Penelitian difusi dilakukan oleh peneliti dari berbagai bidang seperti antropologi, komunikasi, pendidikan, geografi, pemasaran, sosiologi pedesaan, sosiologi, dan beberapa lagi yang lainnya.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
Karakter dari suatu inovasi, yang dirasa oleh anggota sistem sosial, menentukan tingkat adopsinya. Lima sifat dari inovasi tersebut adalah: (1) relatifitas keuntungan, (2) kesesuaian,(3) kerumitan, (4) reliabilitas, dan (5) kebisaan diamati.
Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama   

Implementasi sendiri secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya penerapan teknologi komunikasi harus didahului oleh penguasaan  ketrampilan mengoperasikan teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa penguasaan ketrampilan teknis, teknologi komunikasi tidak mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal ini mengisayaratkan tekk kom sebuah inovasi.

Lazimnya sebuah inovasi tidak begitu saja diadopsi/diterima oleh masyarakat. Skeptisisme merupakan penghalang proses adopsi inovasi bagi masyarakat

Teknologi komunikasi merupakan sistem teknologis dan untuk memakainya manusia perlu mengaturnya sesuai dengan nilai-nilai yang diisyaratkan olek teknologi komunikasi  itu sendiri. Nilai-nilai itu bisa berbenturan dengan nilai-nilai yang telah lama dikenal atau dianut dalam kelompok masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan penerapan teknologi komunikasi sering melahirkan masalah dalam kehidupan sosial masyarakat.


PROSES IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Merujuk pendapat Rogers, tentang proses adopsi inovasi maka prose implementasi tek. Kom bisa digambarkan sebagai berikut:
Tahap pertama; Inisiasi, yaitu usaha mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahaminya dengan seksama dan merencanakan untuk mengadopsi. Tahap ini memiliki dua tingkat;
Agenda setting; munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi
Matching; kecocokan tek kom dengan kebutuhan & kemampuan mengadopsi.
Tahap kedua; Implementasi yaitu seluruh kegiatan & aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang dirindukan. tahap ini memiliki 3 tingkat:
Redefining, yaitu mengatur, menyusun & memodifikasi struktur lembaga/mentalitas & kebiasaan individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
Clarifying, yaitu Meyakinkan pada anggota atau individu tentang seluk beluk teknologi komunikasi yang dimaksud
Routinizing, yaitu teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan menjadi bagian dari infrastruktur organisasi, atau pelengkap kehidupan sehari-hari

Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui lima proses yaitu:
Agenda setting
Matching
Redefining
Clarifying
Routinizing

Implementasi tek kom memaksa individu melakukan adaptasi agar melewati prosesnya dengan baik. Adaptasi tersebut adalah penyesuaian nilai-nilai yang dibawa teknologi komunikasi dengan kondisi sosio-kultural dimana individu tersebut tinggal.


KATEGORI ADAPTER

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujukan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961).   Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:

Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi. Hubungan  sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.

Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi. Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini  dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.

Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi para pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati. Kelompok ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.

Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas. Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman. (http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/)

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN TEK.KOM. (Materi 02)

Secara umum Empat revolusi dalam bidang komunikasi yang di rangkum Bell (1979) sebgai wujud dari gambaran panjang perkembangan komunikasi manusia:
Dalam Bicara
Di temukannya tulisan
Penemuan percetakan
Dalam hal hubungan jarak jauh.

    Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian pesan / informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Komunikasi dan atau Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET.


Masa Pra-Sejarah (...s/d 3000 SM)
Pada masa ini Tek kom yang dikembangkan manusia berfungsi sebagai pengenalan bentuk yang mereka kenal dengan menggambarkannya di dinding-dinding Goa, kearena pada awalnya kemampuan komunikasi manusia hanya dalam bentuk dengusan dan gerakan tangan.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Komunikasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi komunikasi  masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal!

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
3000 SM  ;  Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
2900 SM ; Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.





Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
500 SM ; Serat Papyrus digunakan sebagai kertas
Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
105 M ; Bangsa Cina menemukan Kertas
Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1830 ;  Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
    Tahun 1837; Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1861; Gambar bergerak yang peroyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
Tahun 1876; Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
Tahun 1877
 Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum.
Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1899;   Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis                    yang pertama.
Tahun 1923; Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.
Tahun 1940 ; Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa         Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan         dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1945;  Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.
Tahun 1946;  Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.
Tahun 1948;  Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1957
 Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan     jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon.
USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance     Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika     untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps
Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1973 - 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

Tahun 1991- Sekarang.
1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenal kannya istilah World Wide Web oleh CERN
1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet),
1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia.
 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

Dari semua hal diatas, bisa di ringkas kelompok penemuan besar teknologi komunikasi sebagai berikut:



Abad ke-4 dan ke-3  SM
    Ditemukannya tulisan      

Tahun 600 M (di Cina) dan Abad k3-15 M
(di Eropa)
    Ditemukannya percetakan      
Abad – 19 M   
Percetakan kecepatan tinggi, telepon, telegraf, phonograf, Photografi, Radio
      

Awal dan pertengahan abad 20
    TV      
Akhir Abad 20   
Konvergensi telekomunikasi dan teknologi computer
    




Menurut Everett M. Rogers (1986) secara garis besar terdapat 4 era komunikasi:
 Era kom. Tulisan; 4.000 SM -   sekarang
 Era kom. Cetak; 1456 - Sekarang
 Era telekomunikasi; 1844 - sekarang
 Era kom. Interaktif; 1946 – sekarang

Percepatan perkembangan Tek. Kom, menurut Alwi dahlan di tandai dengan:
 CD ROM kapasitas 650 MB=650 juta karakter=500.000 halaman teks digantikan DVD (digital vidio/virtual disk) kapasitas = 28 CD ROM = 18,8 Milyar karakter= 14 Juta halaman teks
Diluncurkannya Sistem satelit orbit rendah
Teknologi sederhana pesawat penerima radio lebih canggih, shg bisa berfungsi sebagai pager
Diluncurkannya  Fasilitas yang berbau E.


Tiga Pendekatan Memahami Tek.Kom
Anthony G. Wilhelm (2000) dalam bukunya yang berjudul “Democracy in the Digital Age: Challenges to Political Life in Cyber Space” menyebutkan ada tiga pendekatan atau aliran pemikiran dalam merespon atau memahami perkembangan teknologi komunikasi, diantaranya DYSTOPIAN, NEO-FUTURIS, TEKNO-REALIS. (Neogroho, 2010)
Dystopian
Aliran ini sangat berhati-hati dan bersikap kritis terhadap penerapan teknologi, sebab dampak yang ditimbulkan adalah pengacauan kehidupan sosial dan politik. Upaya-upaya yang dilakukan faham ini adalah dengan mengembalikan kualitas-kualitas esensial yang menyusut dalam masyarakat kontemporer. Sebagai contoh interaksi tatap muka dianggap lebih alamiah daripada menggunakan media.

Tokoh-tokoh yang mendukung pendekatan ini diantara Edmund Husserl, Martin Heidegger, David Thoreau, Hannah Arendt, Benjamin Barber. Menurut Thoreau teknologi hanya bersifat menolong, namun Arendt menyesali hilangnya hubungan antar-manusia karena keberadaan teknologi.

Neo-futuris
Aliran ini merupakan refleksi dari ‘warisan’ tak terkendali dari gelombang pertama Futurisme. Suatu keyakinan yang tidak kritis sedang berlangsung, yaitu penerimaan terhadap hal-hal baru. Teknologi High Speed dianggap kekuatan-kekuatan yang menggilas semua yang dilewatinya, dan meletakkan dasar kerja untuk masa depan yang penuh harapan. Tokoh-tokoh pendukungnya antara lain John Naisbitt, Alvin Toffler, Jim Rubben, Richard Groper dan Nicholas Negroponte.

Bagi Toffler untuk menghindari gonjangan masa depan (ketidakmampuan manusia mengadaptasi kemajuan masa depan), maka manusia seharusnya terus menerus memperbaiki dan berpikir ulang mengenai tujuan sosialnya.


Tekno-realis
Sebagai penengah antara aliran Dytopian dengan Neo-futuris dalam penerapan teknologi komunikasi dan dampak-dampaknya dalam masyarakat. Aspek kritis dimasukan dalam praktek komunikasi dan perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan juga ditekankan.

Pernyataan tekno-realis adalah “teknologi tidak netral” dan “internet adalah revolusioner tetapi tidak utopia”. Faham ini mengakui teknologi digital mempunyai mempunyai manfaat-manfaat praktis yang dapat digunakan namun tanpa harus melawan nilai-nilai kemanusiaan.


REVOLUSI KOMUNIKASI dan PERUBAHAN HISTORIK

Menurut Nasution (1989) dunia sedang berubah, bentuk masyarakat yang seperti apa yang kelak akan muncul sebagai hasil dari gerak perubahan ini? Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, perkembangan teknologi komunikasi memang memiliki pengaruh yang penting terhadap perkembangan kebudayaan, bahkan mampu menciptakan sebuah kebudayaan baru.

Berikut adalah tabel yang digambarkan oleh Tehranian (1982), mengenai implikasi perkembangan teknologi komunikasi dalam rangka keseluruhan perubahan sosial budaya (Neogroho, 2010: 23-25):
























Revolusi Komunikasi dan Perubahan Historik:
Suatu pandangan sistematik


Sistem/struktur secara umum    Tek.kom/media    Paradigma kultural/ epistimologis integratif    Kepemimpinan elit komunikasi mobilitif    Institusi/ struktur komunikasi akumulatif      
Masyarakat Band (kelompok)    Pra-bicara    Magic supernatural    Orang besar    Hunting bands      
Masyarakat Tribal    Bicara    Mitologi alam    Raja/chief    tribe      
Masyarakat Agraris    Tulisan    Agama: kata-kata    kependetaan    gereja      
Masyarakat komersial perkotaan    Cetekan    Sains    ilmuwan    Universitas/ polls      
Masyarakat industri    Media massa (cetak dan elektronik)    Ideologi tindakan    Ideologi/ pembujuk    Organisasi massa: pabrik, perusahaan, Parpol, serikat buruh      
Masyarakat pasca industrial    Cybernetic     Teknologi: program    teknolog    Perusahaan trans-nasional, birokrasi pemerintah, litbang      
Masyarakat informasi    Telesat komputer    Informatik pilihan    Pekerja informasi    Jaringan komunikasi elektronik: data base tersentralisir, dan pondok elektronik   


INTERAKTIF TEKNOLOGI KOMUNIKASI MUTAKHIR

Ciri Komunikasi Interaktif
Orang yang terlibat bisa berinteraksi dengan leluasa
Umpan balik segera dapat diketahui
Penyampaian pesan disampaikan baik secara verbal maupun visual
Menggunakan media interaktif.

Media interaktif adalah media yang diapakai untuk saling tukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis yang menggunakan komputer, terminal vidiotek, telepon atau layar televisi (weiner,1996)
Ciri utama media interaktif adalah memberi peluang untuk saling tukar informasi.
Ciri ini menyebabkan media interaktif berbeda dengan media massa.
Karena media massa adalah saluran komunikasi dengan menggunakan, radio, surat kabar, televisi dan film yang dapat menjangkau khalayak banyak dengan informasi berasal dari institusi.

Teknologi Komunikasi Mutakhir
Yang dimaksud dengan teknologi ini adlah teknologi komunikasi yang berada pada gelombang kelima, yang dimulai awal 1990-an.
Pemicu kelahirannya ; mikroelektron8ik
pembentuknya :Komputer
Infrastrukturnya: informasi superhighway

Integrated Services Television (ISTV)
Adalah sebuah televisi multimedia dengan server yang terbangun sendiri dirumah pemiliknya.
Terminal informasi dan hiburan di rumah, yang bisa menerima semua siaran televisi, berita utama surat kabar dan terhubungke internet.

Keunggulan ISTV
  Pemirsa dapat mengetahui informasi   terakhir yang diperbarui secara otomatis
  Mampu menggabungkan beberapa informasi yang bersal dari berbagai media
  Menjadikan televisi sebagai media yang lebih pintar

Apapun bentuk dan namanya, tek. Kom bisa digolongkan:
 Alat Penyimpan Informasi
 Alat pengirim Pesan
 Alat pemroses dan pengolah informasi
 Alat penyalur infprmasi
 Alat penyiar informasi

PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (Materi 01)

Kata teknologi berasal dari bahasa latin yang berakar dari kata textere, yang artinya menyusun atau membangun.
Teknologi à Textere àmenyusun, membangun
Namun pengertian teknologi tidak dapat dibatasi hanya pada penggunaan peralatan mesin, meskipun dalam arti sempit dalam percakapan sehari-hari istilah tersebut sering digunakan.
Teknologi adalah “a design for instrumental action that reduces the uncertaintyin cause-effect relationships involve in achieving a desired outcome”  (Roger, 1983). Teknologi merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan komunikasi adalah “the process of sending and receiving message between two person or among a small group of person, with some effect and some immediate feed back in present”  atau proses penyampaian dan penerimaan pesan di antara dua orang atau lebih dalam jarak fisik dengan kelima indera dapat digunakan dan feed back langsung ada di dalamnya.
Lalu apa definisi dari Teknologi Komunikasi?
Teknologi komunikasi à Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers,1986)

KARAKTERISTIK TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi Komunikasi adalah alat
Teknologi Komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik
Teknologi Komunikasi membawa nilai-nilai dari struktur yang melahirkannya
Teknologi Komunikasi berfungsi meningkatkan kemampuan indra manusia.
Coba sebutkan apa saja yang termasuk dalam teknologi komunikasi, berdasarkan pengertian dan karakteristik yang telah dipaparkan! Klasifikasikan berdasarkan urutan dari teknologi tradisional hingga modern.
Yang perlu diingat, teknologi selalu memiliki dua aspek, yakni hardware (yang terdiri dari obyek material atau fisik) dan software (terdiri dari informasi untuk mengoperasikan hardware). Karena sifat hardware yang visible, terkadang mempengaruhi persepsi kita tentang teknologi komunikasi (selalu berpersepsi pada aspek hardware).
Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individumelintasi batas ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya (McLuhan, 1965).  Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia (a window to the world) dan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa perlu hadir langsung di lokasi kejadian (Noegroho, 2010: 4).

PERBEDAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi adalah pemrosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi. Teknologi informasi menitik beratkan bagaimana data diolah. Sedangkan teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain









HUBUNGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN KEBUDAYAAN
Hubungan perkembangan teknologi komunikasi dengan kebudayaan bisa dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang:
Teknologi Komunikasi sebagai faktor yang determinan dalam masyarakat,ia bisa menciptakan perubahan sosial dan mengubah kehidupan masyarakat. Misalnya menjadi lebih egaliter.
Teknologi Komunikasi sebagai industrialisasi, ia diciptakan secara massal dalam jumlah yang banyak.
Teknologi Komunikasi sebagai alat yang baru, ia mendorong manusia untuk terus berinovasi menciptakan “kemudahan-kemudahan” dalam menjalin komunikasi.
Menurut Rogers, pesan yang dibawa teknologi komunikasi mendidik pemakainya untuk:
Melakukan demasifikasi: Demassified atau demasifikasi adalah sebuah perubahan dari penggunaan secara massal (massification) teknologi komunikasi menjadi penggunaan secara individual. Demasifikasi bisa juga diartikan sebagai sebuah era yang ditandai oleh semakin aktifnya user/ komunikan/ khalayak/ konsumen/ dalam penggunaan media yang dipakainya. Perusahaan kontrol berubah dari produsen ke konsumen. Konsumen dengan bebas memilih media sesuai pesan yang diinginkannya (http://elisabetyas.wordpress.com/2008/11/24/dampak-positif-dan-dampak-negatif-pocket-pc-phone/) .
Menyesuaikan diri
meningkatkan interaksi

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN MASYARAKAT INFORMASI
“Technological change has placed communication on front of lines of a social revolution”  (William Paisley). ß Perubahan teknologi telah menempatkan komunikasi pada lini terdepan pada revolusi sosial.
Munculnya teknologi komunikasi pada hakekatnya didorong oleh kebutuhan untuk gerak atau perpindahan materi pesan supaya dapat mengatasi ruang dan waktu. Perkembangan teknologi komunikasi yangpesat merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat informasi.
Masyarakat informasi adalah masyarakat yang:
Menjadikan informasi sebagai komuditas yang sangat berharga ekonomis
Berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global
Mengakses informasi superhigway.
Perkembangan teknologi komunikasi dunia cyber sepert internet bagi setiap bangsa di dunia, tidak bisa terhindarkan dari terjangan arus informasi yang sangat deras. Arus informasi baik yang positif maupun negatif tidak mampu terbendungkan dan dapat dengan mudah di akses oleh semua orang.
Mahkluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan informasi untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dan untuk mendapatkan informasi tersebut manusia perlu berkomunikasi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi yang sedemikian super-high speed ini, berakibat pada informasi sangat berlimpah dan seolah-olah tidak mempunyai batas lagi. (Noegroho, 2010: 6-7)
Dissayanake (1983) mengartikan revolusi komunikasi sebagai peledakan teknologi komunikasi seperti terlihat melalui meningkatnya penggunaan satelit, mikro-prosesor komputer, dan pelayanan radio tahap tinggi, serta perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi yang ditempa oleh bidang sosial, ekonomi, politik, kultur, dan gaya hidup manusia. Sedangkan Schramm (1988) mengingatkan bahwa perkembangan yang dinamakan revolusi komunikasi adalah merupakan bagian dari serangkaian perubahan yang telah berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia selama ini. (Nasution, 1989: 2)
Menurut Majid Tehranian (1982), dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan yakni kekuatan teknologis, sosio-ekonomi, dan politik. Tiga kekuatan ini yang mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu, bahkan suatu pandangan yang cukup realistik pun harus mempertimbangkannya, yaitu:
Eksplosi teknologis yang bergerak cepat di lapangan komunikasi dimana revolusi dalam bidang satelit komunikasi dan teknik mikro-prosessor mencerminkan dua ilustrasi yang paling dramatis. Konvergensi dari enam teknologi yang masing-masing berkembang secara agak terpisah yakni: percetakan, penyiaran, point to point communication, komputer, satelit dan mikro-prosessor menjadi suatu revolusi teknologi yang telah dicirikan sebagai revolusi industri kedua.
Di pihak lain, perangkatkekuatan kedua telah dibentuk oleh dorongan demokratisasi dari suatu proses revolusioner sedunia yang bermula dari dikenalnya media massa.
Sementara media telah berfungsi sebagai saluran baik bagi berlangsungnya konflik ideologis sebagai pembangkit konsensus sedunia, krisis dimensi sedunia juga telah memberikan sumbangan bagi tumbuhnya suatu “suku baru” (new tribe) warga negara dan organisasi dunia yang melintasi batas-batas dan kesetiaan nasional. (Nasution, 1989:7)

Teknologi komuniksi memiliki keterkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Bisa saja pemakaian teknologi komunikasi menguntungkan, misalnya meningkatkan produktivitas, memperpendek waktu dan jarak. Tetapi, tidak berarti ia tidak menimbulkan persoalan. Sehubungan dengan hal tersebut, tepatlah diungkap bahwa ada dua jenis konsekuensi sosial teknologi komunikasi yang penting, yaitu:
(1) Perubahan Hubungan Sosial;
(2) Transformasi Sosial.

Selain itu, juga terdapat konsekuensi kultural teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu:
(1) Perubahan Sistem Nilai dan Norma;
(2) Penyerahan Sebagian Otoritas Diri pada Teknologi Komunikasi.







DETERMINISME TEKNOLOGIS

Marshall McLuhan, media-guru dari University of Toronto memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode: a tribal age (era suku atau purba), literate age (era literal/huruf), a print age (era cetak), dan electronic age (era elektronik). Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat bersifat gradual atau evolusif, akan tetapi lebih disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi.

Saat ini kita, sedang berada dalam era keempat, electronic age yang ditandai dengan ditemukannya berbagai macam alat atau teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio, film, televisi, VCR, fax, komputer, dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai “global village”. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja, seketika itu juga.

Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teklologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. (http://yearrypanji.wordpress.com/2008/06/03/determinisme-teknologi-marshall-mcluhan/)
Em Griffin (2003) mengatakan, “Nothing remains untouched by communication technology”. Benarkah?
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”.
Dilema yang kemudian muncul seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi adalah bahwa manusia semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka.
Bagaimana dengan anda?